Metode
Pengumpulan Data
Terdapat beberapa metode pengumpulan data, yakni :
A. Pengumpulan Data dengan Metode
Tes
Metode ini merupakan
suatu metode penelitian psikologis untuk mendapatkan informasi tentang berbagai
aspek dalam tingkah laku & kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan
pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang
aspek yang diteliti. Adapun Keunggulan dari metode ini ialah lebih akurat
karena tes berulang-ulang direvisi & instrument penelitian yang objektif.
Dan sedangkan kelemahan metode ini ialah hanya mengukur satu aspek data, yang
memerlukan jangka waktu panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang
& hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan. Adapun dari
jenis-jenis tes, yaitu sebagai berikut :
1. Tes
Intelegensi
2. Tes
Bakat
3. Tes
Minat
4. Tes
Kepribadian
5. Tes
Perkembangan Vokasional
6. Tes
Hasil Belajar (Achievement Test)
B.
Pengumpulan Data dengan Metode
Non Tes
Berikut
ini merupakan beberapa metode non tes dalam pengumpulan data :
1. Observasi
Observasi
dapat diartikan suatu pengamatan & pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi sendiri merupakan metode
yang cukup mudah dilakukan dalam pengumpulan data. Observasi ini lebih banyak
digunakan pada statistika survei, misalnya akan meneliti kelakuan orang-orang
suku tertentu. Observasi ke lokasi yang bersangkutan akan dapat diputuskan alat
ukur mana yang tepat untuk dipergunakan.
2. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner disini merupakan suatu teknik
mengumpulkan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab
dengan responden). Dan instrumen atau alat dalam pengumpulan datanya juga
disebut angket yang berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
atau direspon oleh responden. Responden sendiri mempunyai kebiasaan untuk
memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya sendiri. Kuesioner juga
merupakan metode penelitian yang harus dijawab oleh responden untuk menyatakan
pandangannya terhadap suatu persoalan. Dan sebaiknya pertanyaan dibuat dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti serta dengan kalimat-kalimat pendek
dengan terdapat beberapa keuntungan, dan diantaranya ialah pertanyaan yang
diajukan pada responden dapat distandarkan, responden juga dapat menjawab
kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan
terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban
secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat & seragam.
3. Wawancara
Wawancara
informasi merupakan salah satu metode dalam pengumpulan data untuk dapat
memperoleh data & informasi dari narasumber secara lisan. Adapun proses
wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan
narasumbernya. Dalam proses wawancara interviewer mengajukan beberapa
pertanyaan, baik dengan meminta penjelasan atau jawaban dari pertanyaan yang
diberikan & membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya.
4. Teknik Sampling
Teknik sampel merupakan bagian dari
populasi yang ingin diteliti dan dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi,
namun bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari
populasi yang hasilnya memiliki keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran keragaman
sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil.
Adapun teknik pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni sebagai berikut :
1.
Sampling random (probability samling), yaitu
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (random) yang dilakukan dengan
cara undian, ordinal ataupun tabel bilangan random atau dengan komputer.
2.
Sampling non random (non probability sampling), yaitu
pengambilan sampel yang dilakukan secara tidak acak.
Alasan
menggunakan sampel untuk objek penelitian :
1.
Populasi berjumlah banyak bahkan tidak terbatas dan
tidak memungkinkan dalam praktiknya diteliti satu persatu, maka dari itu hanya
sebagian objek yang diambil (sampel).
2. Adanya keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan
sumber daya manusia yang membuat peneliti hanya menggunakan sebagian sumber
data.
3. Penelitian dengan sample bisa lebih mudah dari pada
populasi, karena sedemikian banyaknya karakteristik populasi yang ada dapat
membuat kelelahan fisik dan mental peneliti sehingga banyak terjadi kekeliruan.
Syarat
syarat sampel yang baik :
1. Akurasi / Ketepatan, artinya makin sedikit tingkat
kekeliruan dalam sampel maka akan semakin akurat atau tepat sampel tersebut.
2. Memiliki tingkat presisi estimasi, artinya belum ada
sampel yang bisa mewakili karakteristik populasi sepenuhnya, oleh karena itu
dalam setiap penarikan sampel pasti ada kesalahan yang melekat yang dikenal
dengan sebutan “sampling error”. Presisi diukur oleh simpangan baku. Makin
kecil perbedaan antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel dengan simpangan
baku populasi makin tinggi pula tingkat presisinya.
3. Derajat
kepercayaan mengukur seberapa jauh peneliti yakin dalam estimasi populasi
secara benar. Semakin tinggi derajat kepercayaan, semakin banyak jumlah sampel
yang harus diambil.