Kamis, 21 September 2017

Mengetahui Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data
Terdapat beberapa metode pengumpulan data, yakni :
A.       Pengumpulan Data dengan Metode Tes
Metode ini merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk mendapatkan informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku & kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti. Adapun Keunggulan dari metode ini ialah lebih akurat karena tes berulang-ulang direvisi & instrument penelitian yang objektif. Dan sedangkan kelemahan metode ini ialah hanya mengukur satu aspek data, yang memerlukan jangka waktu panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang & hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan. Adapun dari jenis-jenis tes, yaitu sebagai berikut :
1.  Tes Intelegensi
2.  Tes Bakat
3.  Tes Minat
4.  Tes Kepribadian
5.  Tes Perkembangan Vokasional
6.  Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
B.        Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes
Berikut ini merupakan beberapa metode non tes dalam pengumpulan data :
1.  Observasi      
Observasi dapat diartikan suatu pengamatan & pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi sendiri merupakan metode yang cukup mudah dilakukan dalam pengumpulan data. Observasi ini lebih banyak digunakan pada statistika survei, misalnya akan meneliti kelakuan orang-orang suku tertentu. Observasi ke lokasi yang bersangkutan akan dapat diputuskan alat ukur mana yang tepat untuk dipergunakan.
2.  Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner disini merupakan suatu teknik mengumpulkan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Dan instrumen atau alat dalam pengumpulan datanya juga disebut angket yang berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden sendiri mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya sendiri. Kuesioner juga merupakan metode penelitian yang harus dijawab oleh responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Dan sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti serta dengan kalimat-kalimat pendek dengan terdapat beberapa keuntungan, dan diantaranya ialah pertanyaan yang diajukan pada responden dapat distandarkan, responden juga dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat & seragam.
3.    Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah satu metode dalam pengumpulan data untuk dapat memperoleh data & informasi dari narasumber secara lisan. Adapun proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan narasumbernya. Dalam proses wawancara interviewer mengajukan beberapa pertanyaan, baik dengan meminta penjelasan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan & membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya.
4.    Teknik Sampling
Teknik sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti dan dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya memiliki keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil.
Adapun teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara, yakni sebagai berikut :
1.    Sampling random (probability samling), yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (random) yang dilakukan dengan cara undian, ordinal ataupun tabel bilangan random atau dengan komputer.
2.    Sampling non random (non probability sampling), yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara tidak acak.
Alasan menggunakan sampel untuk objek penelitian :
1.     Populasi berjumlah banyak bahkan tidak terbatas dan tidak memungkinkan dalam praktiknya diteliti satu persatu, maka dari itu hanya sebagian objek yang diambil (sampel).
2.  Adanya keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia yang membuat peneliti hanya menggunakan sebagian sumber data.
3. Penelitian dengan sample bisa lebih mudah dari pada populasi, karena sedemikian banyaknya karakteristik populasi yang ada dapat membuat kelelahan fisik dan mental peneliti sehingga banyak terjadi kekeliruan.
Syarat syarat sampel yang baik :
1.    Akurasi / Ketepatan, artinya makin sedikit tingkat kekeliruan dalam sampel maka akan semakin akurat atau tepat sampel tersebut.
2.   Memiliki tingkat presisi estimasi, artinya belum ada sampel yang bisa mewakili karakteristik populasi sepenuhnya, oleh karena itu dalam setiap penarikan sampel pasti ada kesalahan yang melekat yang dikenal dengan sebutan “sampling error”. Presisi diukur oleh simpangan baku. Makin kecil perbedaan antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel dengan simpangan baku populasi makin tinggi pula tingkat presisinya.
3.  Derajat kepercayaan mengukur seberapa jauh peneliti yakin dalam estimasi populasi secara benar. Semakin tinggi derajat kepercayaan, semakin banyak jumlah sampel yang harus diambil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar